Perpisahan sesuatu yang tidak menyenangkan, apalagi jika waktu berpisah tidak bisa ditentukan kapan ketemu lagi. Namun harus gimana lagi, tuntutan ekonomi memaksa pasangan muda Paijo dan Paijem harus berpisah. Paijo mau merantau ke kota. Sambil berkemas mereka ngobrol serius.
Paijo : " Entar malam kasih kenang-kenangan to Jen..!"
Paijem :" Beres.. tapi genjotannya harus Joss mas...!!"
Paijo :" Pokoke mantep dech... Jen. !"
Paijem:" Tunggu, si bocah tidur mas.. biar bebas dan puas..."
BERITA TERKAIT
Paijo dan Paijem sepasang keluarga muda, baru punya anak satu umurnya 5 tahun, anaknya bernama si Bagong. Mereka tinggal di perumahan type 21. Karena rumah type 21 hanya ada 1 kamar tidur, praktis mereka: bapak, ibu, dan si anak tidur dalam satu kamar dan satu tempat tidur. Sebenarnya tidak ada masalah, hanya setiap kali bapak sama ibu mau “bobo” mesti kucing-kucingan, nungguin si Bagong tidur dulu. Untuk memastikan bahwa si Bagong udah tidur apa belum mereka mengetest dengan cara memanggil si Bagong, kalau Bagong menyahut berarti belum tidur, kalau Bagong diam berarti udah tidur, berarti aman.
Malam telah larut, sudah saatnya melampiaskan hasrat mereka. Sepertinya Paijo sudah tidak tahan untuk begituan dan si Bagong pun terlihat sudah terlelap.
Seperti biasa Paijo mencoba ngetes memanggil.
Paijo : “Bagonggg..?!!”
Bagong: ”Ya, pak?”
Paijo : “Wah, ternyata Bagong belum tidur.”
Setengah jam kemudian, gantian si Paijem mencoba ngetes lagi.
Paijem: “Bagonggg.?!”
Bagong: ”Yaa, buuu?”
Paijo: ”Gila, belum tidur juga!” (gerutu di dalam hati saking jengkelnya)
Terpaksa mereka menunggu lagi. Setengah jam ditest lagi, ternyata si Bagong masih belum tidur juga. Berkali-kali begitu terus. Akhirnya si Paijo dan Paijem kehabisan kesabaran. Bagong betul-betul dibangunin dan dimarahin habis-habisan. Bagong menangis dan bingung soalnya ‘kan nggak tahu masalahnya apa. Dengan sangat terpaksa rencana berangkat ke kota cari kerja ditundanya
Paginya di sekolah Bagong mengadu ke Ibu guru TK bahwa semalaman dimarahin habis-habisan sama orang tuanya. Si Ibu guru bertanya kejadiannya, si Bagong kemudian menjelaskan. Si Ibu guru rupanya menangkap permasalahnya apa..
Guru: ”Bagong, kalau sudah malam di atas jam 10.00 Bagong harus tidur, dan kalau orang tua memanggil Bagong tidak usah menyahut, pura-pura saja nggak mendengar supaya tidak dimarahi.”
Malamnya Bagong mengikuti nasehat si ibu guru. Beberapa kali Bagong dipanggil nggak menyahut, padahal Bagong sebenarnya mendengar karena memang belum tidur, tapi daripada dimarahi lagi, maka diam saja.
Paijo dan Paijem sepakat bahwa si Bagong sudah tidur. Mereka juga sepakat mau memulai permainannya. Terus mereka mematikan lampu. Bagong sebenarnya ketakutan dalam gelap, tapi dia juga ketakutan dimarahi maka diam saja. Permainan makin berjalan seru. Heboh. Menggairahkan. Sampai Bagong juga keheranan, tapi dia tetap diam saja. Sampai akhirnya mereka rupanya sudah mau mencapai puncak. Rintihan dan bisikan nikmat keduanya bercampur aduk.
Paijo:”Aduuuh, buu.. aku mau keluar!!”
Paijem: ”Maaass, aaaku juga mau keluaaarrrrr”
Paijo:" Cepaaat Jem, Aku dah nggak tahan lagi.!"
Paijem:" Keluarnya sama-sama Mas...!"
Bagong: ” Jangan tinggalin Bagong (sambil menangis ketakutan)!!!"
No comments:
Post a Comment