Wednesday, February 21, 2018

3 hari tanpa sabun dan pasta gigi



Cerita ini ditulis berdasarkan pengalaman penulis beberapa waktu silam. Langsung saja pada cerita pengalaman pribadi penulis.

Ujian akhir telah pun saya lalui, saya yakin dengan prestasi yang bakal saya raih, karena pengalaman sebelumnya nilai saya terbaik dan selalu juara umum sekolah. Saya sekolah di salah satu STM di Denpasar.

Menunggu saat-saat pengumuman sangan mendebarkan, masing-masing calon unggulan disemua jurusan mendapat teriakan dukungan layaknya penyanyi dangdut.kami dikumpulkan dalam satu aula besar.

Kepala sekolah mulai menyebut juara umum dimulai dari juara 3. Juara 3 dari kelas otomotif 1, juara dua dari kelas elektronik 1. Tinggal 1 juara yang belum disebut. Kepala sekolah sengaja mengulur-ulur waktu pembacaan bikin makin penasaran terutama saya karena. Betul-betul jantung deg-degan menunggu kepastian jadi juara atau tidak. Ternyata juara 1 umum namaku yang disebut. Sontak sorak gembira teman sekelasku pecah.
Ternyata kegembiraan tidak berlangsung lama karena perpisahan menyusul. Aku harus pulang ke jawa timur(Banyu wangi).

Mau lanjut tidak berani bilang sama orang tua, boro-boro kuliah sedangkan STM aja dari belas kasihan orang. 3 hari 3 malam terus berpikir dan akhirnya kutemukan solusinya. Lebih baik kerja dulu dan menunda kuliah. Yang cepat dapat uang hanya ada satu tempat yaitu keluar negri jadi TKI. Tapi ongkosnya dari mana? Yang penting minta ijin dulu sambil cari info yang gratis.

Saat makan pagi bersama ku beranikan diri untuk meminta ijin orang tuaku supaya bisa pergi ke luar negri. Antara ragu-ragu dan nekat kukatakan maksudku keorang tuaku"Pak, mak aku mau ke luar negri pingin punya banysk uang". Namun jawaban bapakku ringan dan seperti acuh tak acuh" Ya, nanti kalo punya uang..". Aku diam dan tidak bisa memaksa karena ekonomi keluargaku tidak lancar, dan hanya bisa nunggu nasib baik kapan bisa punya uang.

Tak kusangka keesokan harinya datang pembawa TKI kerumah. Menurut infonya hari itu juga harus berangkat dan tidak bisa ditunda besok. Orang tuaku terpaksa pinjam sana-sini untuk ongkos berangkat. Namanya saja serba buru-buru, uang yang terkumpul hanya cukup untuk ongkos berangkat. Uang saku hanya kebagian ratusan ribu, namun dari kata-kata pembawa TKI katanya tidak lama menunggu pemberangkatan keluar negri.

Sampai di Jakarta aku dan rombongan turun di terminal glender. Penampungan sementara tidak jauh dari terminal. Tapi pikiran tidak menentu antara yakin dan tidak. Semuanya terjadi terlalu cepat, sebenarnya niat berangkat keluar negri belum begitu yakin, hanya pelampiasan galau akibat tidak bisa lanjut kuliah. Terbayang bakalan sulit untuk pulang ksrena jauh dan ikatan kontrak. Ku yakinkan diri untuk menjalani ini semua dengan yakin seyakin-yakinya. Biarpun sudah kucoba untuk yakin namun bayangan pikiran buruk selalu muncul, bagaimana jika diluar negri kerjanya berat atau mana tau disana dijual, maklum belum pernah merantau keluar negri.

Jangan lupa baca juga:

Astaga tes keperawanan calon polwan pakai 2 jari





Malam pertama aku dan rombongan tidur dirumah seseorang, menurut penuturan teman yang punya rumah salah satu orang kepercayaan bos PT penyalur TKI. Kami tidur dalam satu ruangan dan aku satu-satunya cowok diruangan itu. Entah kenapa hanya aku cowok yang tidak dipindahkan kepenampungan, dan juga aku calon TKI yang termuda. TKI cowok yang lain langsung dipanggil namanya dan dinaikkan mobil kepenampungan. Dan baru aku sadar kalau aku yang paling ganteng karena hanya aku yang cowok.

Jarum jam terus berjalan dan malam semakin larut. Aku betul-betul tidak bisa tidur karena tidur dilantai denga bantal tas pakaian. Tidak hanya itu yang membuat aku kesulitan terlelap tapi karena sepertinya aku belum siap merantau kenegri sebrang tapi terlanjur berangkat. Teringat adik-adikku dan orang tuaku yang baru beberapa hari ketemu harus berpisah. Semenjak aku sekolah di Denpasar bisa ketemu jika liburan semester. Belum habis rasa rindu harus ditinggalkan pergi entah kapan bisa berjumpa lagi. Tapi demi cita-cita ingin punya uang dan lanjut pendidikan semua rintangan ini harus dihadapi. Baru saja hendak lelap tiba-tiba ada seseorang memangggil..
"Tino, sini bentar..." Kata tuan rumah
Tanpa menjawab aku menghampiri arah suara,
"Kalo tidak bisa tidur kamu bisa tidur dikamar saya.." kata tuan rumah. "Makasi pak.." jawabku sembari bergegas ambil selimut.
"Mungkin ini pertanda nasib baik untuk selanjutnya" pikirku.

Kasurnya sangat empuk sangat berbeda dengan dirumahku yang hanya pake tikar. " Alangkah senangnya jika bisa belikan adik dan orang tuaku kasur seperti ini, harus semangat demi perbaikan masa depan kehidupanku dan keluargaku." Pikirku.
Antara sadar dan tidak karena baru saja tertidur, terasa ada yang meraba bagian vitalku dan mengejutkanku sehingga aku terjaga. Nasib baik lampu tidur menyala, walaupun tidak terang tapi jelas terlihat. Ternyata tangan tuan rumah yang merabaku. Aku bangun dan pura-pura ingin buang air kecil. "Mungkin kebetulan saja dia menyentuh punyaku saat tidur karena ketika saya kaget dan buka mata tuan rumah terlihat tidur lelap. Tidak disalahkan juga jika tersentuh karena kami satu ranjang.

"Mudahan saja ini tidak sengaja, jika sengaja sangat menjijikkan." Pikirku. Karena capek perjalanan akhirnya terlelap juga. Astaga kejadian terulang lagi membuat aku kaget dan terbangun. Dulunya dari berita TV dan surat kabar aku tau ada lelaki suka dengan laki-laki. Kini betul-betul terjadi dan aku sendiri yang mengalami...


Bersambung.....





No comments:

Post a Comment